ANTANAN/PEGAGAN (Centella asiatica)

PEGAGAN/ANTANAN 

(Centella asiatica)




Pegagan merupakan tanaman liar, yang sering kali tidak disadari memiliki berjuta manfaat di dalamnya. Tanaman yang memiliki nama latin Centella asiatica (L.) Urban, memiliki urutan taksonomi sebagai berikut :

  • Kingdom         = Plantae
  • Divisi                          = Spermatophyta. 
    • Subdivisi: Angiospermae, 
  • Kelas               = Dicotyledonae, 
  • Ordo               = Umbillales,
  • Famili              = Umbilliferae  (Apiaceae), 
  • Genus              = Centella,
  • Spesies                        = Centella  asiatica (L.)  Urban  atau Hidrocotyle  asiatica

Linn (Heyne 1987 dalam Sutardi, 2016)

            Indonesia sebagai negara yang beragam suku bangsa, budaya, dan Bahasa memiliki sebutan dan nama berbeda untuk satu tanaman yang sama di tiap daerahnya. Santa dan Bambang 1992; Lasmadiwati, et al. 2004 dalam Sutardi, 2016 dan Dahono dalam tulisannya tentang Manfaat Pegagan menyebutkan sebagai berikut :

·         Jakarta            = pegagan

·         Aceh; Ujung Pandang = pegaga,

·         Jawa  Barat     = antanan gede; antanan rambat. 

·         Sumatera; Minangkabau; Melayu = kaki  kuda; pegago; penggaga.

·         Madura           = tikusan; kos tekosan. 

·         Bali                  = taiduh; taidah.

·         Halmahera     = kori-kori 

·         Jawa                = pegagan, gagan-gagan, ganggagan, antana, cowet gompeng, panigowang, pantegowang, calingan rambat, rendeng, kerok batokgagan-gagan  atau  panigowang

·         Nusa Tenggara = bebele; paiduh

·         Batak               = ampagago

·         Sulawesi         = wisu-wisu; kisu-kisu

·         Bugis               = tungke

·         Makassar        = pagaga

·         Ternate           = kolotidi; manora.

·         Papua             = dogauke  atau  sandanan atau  gogauke

·         Maluku           = kalotidi  manora  dan

·         Lombok           = bebile

 

Negara lain, juga memiliki sebutan yang berbeda untuk tanaman ini, diantaranya  Filipina menyebutnya dengan akip-kohot , India menamai  brahma  butu, Indian  hydrocotyle. Inggris menyebutbya India  penny  wort, dan disebut gotu kola di Sri Lanka. Di Tiongkok tanaman ini dipercaya dapat memperpanjang umur, disebut dengan nama ji  xue  cao. Selain itu, di Perancis dikenal  dengan  nama  bevilaque,  hydrocote  d’Asie,  atau cotyiole asiatique.

Tanaman Pegagan memiliki ciri daun muda berwarna hijau, warna bunga hijau dan hijau kuning sedangkan tangkai bunga berwarna ungu, ungu merah, hijau, atau hijau kuning (Sutardi, 2016).  Pegagan memiliki kemampuan adaptasi yang mudah.  Tanaman ini tumbuh pada kondisi tanah yang sedikit lembab, namun cukup tersinari matahari.  Tumbuh optimum pada 700 mdpl tetapi mampu tumbuh juga pada ketinggian maksimum hingga 2.500 mdpl (Heyne 1987; Dalimartha 2000 dalam Sutardi, 2016).

 

KANDUNGAN BIOAKTIF

            Wijayakusuma, et. all. 1994; Lasmadiwati et.all., 2004, dalam Sutardi, 2016 menyatakan bahwa Pegagan mengandung bahan aktif diantaranya asiatikosida, tankunisida, isotankunisida, madekasosida, brahmosida, brahminosida, asam brahmik, asam madasiatik, meso-inositol, sentelosida, karotenoid, hidrokotilin, vellarin, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium. Didukung oleh pendapat Dahono dalam Manfaat Pegagang , menyebutkan bahwa Pegagan mengandung senyawa triterpenoida yaitu Asiatic acid, Madaciatic acid, Asiaticoside, Madecassoside; juga senyawa polyacetylene, kaempferol, quercetin, myoinositol, asam amino, dan resins. Selain itu juga terkandung unidentified terpene acetate, camphor, cineole, campesterol, stigmasterol, sitosterol; BKarioneta, B-Kariofilen, B-Elemena, B-Farnesen, B-Sitosterol, thankuniside, isothankuniside, brahmoside, Asam Elaiodat brahmic acid, brahminoside, mesoinositol, centelloside, carotenoids, saponin, hydrocotyline, tannin, serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Santa dan Bambang, 1992 dalam studi taksonomi Centella asiatica (L.) Urban menyatakan bahwa Pegagan mengandung fosfor, minyak atsiri (1%), pektin (17.25%), asam aminodan vitamin B.  Selain itu, Dalimartha, 2006 dalam Sutardi (2016) dan Dahono mendapati zat pahit vellarine, dan zat samak dalam Pegagan. Asiatikosida, asam asiatik, madekasida, dan madekasosida termasuk golongan triterpenoid, sementara sitosterol dan stigmasterol termasuk golongan steroid serta vallerin brahmosida golongan saponin.  Asiatikosida merupakan glikosida triterpen, derivat alfaamarin dengan molekul gula yang terdiri atas dua glukosa dan satu rhamnosa. Aglikon triterpen pada pegagan disebut asiatikosida yang mempunyai gugus alkohol primer, glikol, dan satu karboksilat teresterifikasi dengan gugus gula.

Menurut Winarto dan Surbakti (2003) dalam Sutardi (2016), pegagan mengandung berbagai bahan aktif, yaitu: 1) triterpenoid saponin, 2) triterpenoid genin, 3) minyak atsiri, 4) flavonoid, 5) fitosterol, dan bahan aktif lainnya.  Kandungan bahan aktif yang terpenting adalah triterpenoid dan saponin, yang meliputi: 1) asiatikosida, 2)sentelosida, 3) madekosida, dan 4) asam asiatik serta komponen lain seperti minyak volatil, flavonoid, tanin, fitosterol, asam amino, dan karbohidrat. Semua kandungan bioaktif tanaman pegagan merupakan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh manusia dalam meningkatkan sistem imun

            Bahan aktif yang dikandung oleh tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kandungan zat aktif dalam tanaman pegagan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Bermawie et all. (2008) dalam Sutardi (2016) menyampaikan bahwa jenis tanah berpengaruh terhadap pembentukan zat dalam tanaman. Sutardi (2016) jumlah asiatikosida tanaman pegagan dipengaruhi oleh umur, waktu panen, dan dosis pupuk P2O5 didukung oleh Martono et all. (2010) dalam Sutardi (2016) mengemukakan bahwa produksi asiatikosida juga berkorelasi positif dengan luas, lebar, dan panjang tangkai daun serta jumlah sulur.

 

MANFAAT PEGAGAN/ANTANAN

Pegagan mengandung senyawa kimia yang karenanya pegagan menjadi salah satu bahan ramuan tradisional.  Triterpenoid, asiatikosida, dan brahmosida merupakan senyawa yang terdapat dalam Pegagan.  Menurut Sutardi (2016) kandungan triterpenoid dapat meningkatkan fungsi mental dan memberikan efek menenangkan. Ditambahkan pula oleh Sutardi (2016) senyawa ini juga dapat merevitalisasi pembuluh darah sehingga memperlancar peredaran darah menuju otak. Asiatikosida merupakan bagian dari triterpenoid yang berfungsi menguatkan sel-sel kulit dan meningkatkan perbaikannya, menstimulasi sel darah dan sistem imun, dan sebagai antibiotik alami (Sutardi, 2016; Dahono, Manfaat Pegagan). Penjelasan Sutardi (2016) dalam  jurnal Kandungan Bahan Aktif Tanaman Pegagan Dan Khasiatnya Untuk Meningkatkan Sistem Imun Tubuh bahwa Pegagan mengandung brahmosida yang berfungsi memperlancar aliran darah dan merupakan protein penting bagi sel otak. Selain itu, pegagan juga mengandung kalsium, magnesium, fosfor, seng, tembaga, betakaroten, serta vitamin B1, B2, B3, dan C. Dilengkapi Sutardi (2016) bahwa kandungan kimiawi lainnya pada Pegagan diantaranya tankunisida, isotankunisida, madekasosida, asam brahmik, asam madasiatik, meso-inositol, sentelosa, karotenoid, garamgaram mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium, dan besi, vellarine dan zat samak yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.

Manfaat dan khasiat utama pegagan ialah meningkatkan sistem imun dalam tumbuh dan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain:

  1. Sebagai antilepra dan antilupa.
  2. Menurunkan tekanan darah dan menghambat terjadinya keloid.
  3. Menurunkan gejala depresi, mencegah varises, dan
  4. memperlancar air seni.
  5. Mengatasi gangguan pencernaan dan membersihkan darah.
  6. Mengatasi wasir dan konstipasi.
  7. Menyembuhkan flu dan sinusitis.
  8. Mengatasi TBS kilit, gigitan ular, dan bisul.
  9. Meningkatkan daya ingat, kecerdasan, dan konsentrasi.
  10. Membangkitkan fungsi sistem saraf pada otak.
  11. Membantu penyembuhan penyakit TBC
  12. Menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan
  13. Memberikan efek menenangkan, sebagai anticemas dan antistres.
  14. Memperbaiki sel kulit mati, merangsang pertumbuhan kuku, rambut, dan jaringan ikat.
  15. Menghilangkan rasa nyeri pada persendian.
  16. Melancarkan peredaran darah.
  17. Mengobati wasir (http://dekstopsehatalami.blogspot.co.id/2015/01/pegagan-centella-asiatica-daunlalapan.htm

 

Manfaat lain pegagan menurut penelitian Noor dan Ali (2004) juga Hasanah (2006) dalam Sutardi (2016) adalah memberikan efek antispermatogenesis. Sudarsono, et.all. (2002) dalam Sutardi (2016) juga menyebutkan bahwa daun pegagan dapat digunakan sebagai penambah nafsu makan, peluruh air seni, pembersih darah, obat disentri, lepra, sipilis, sakit perut, radang usus, batuk, sariawan, dan sebagai kompres luka. Getahnya dapat digunakan untuk mengobati borok, nyeri perut, dan cacingan. Ekstraknya digunakan untuk mengobati luka pada penderita lepra dan gangguan pembuluh darah vena. Di samping itu, semua bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai obat batuk, masuk angin, mimisan, radang pada paru-paru, dan disentri.  Didukung oleh pendapat Lisisnawanti dan Friskasari (2017) bahwa pegagan memiliki efek neuroprotektif dan antioksidan yang tinggi, meningkatkan daya ingat, menurunkan inflamasi, serta meningkatkan aktivitas kognitif.  Komponen bioaktif asiatikosida dan madekosida menurut Dalimartha (2000) dapat memperbaiki kerusakan sel dan membentuk serat kolagen secara cepat. Bahan aktif tersebut juga mampu memperbaiki sel-sel granulosa pada ovarium. Selain itu, menurut Dalimartha (2000) dalam Sutardi (2016) menyebutkan bahwa bahan aktif asiatikosida dapat mempercepat penyembuhan luka dengan cara meningkatkan kandungan hidroksiplorin  dan mukopolisakarida yang merupakan bahan untuk mensintesis matriks ekstraseluler.   Menurut Rahmasari (2006) serta Kumar dan Gupta (2003) dalam Sutardi (2016) Glikosida triterpenoid, salah satunya asiatikosida berkhasiat untuk kecerdasan atau daya pikir otak atau sebagai nutrisi otak untuk meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat.

Mook Jung et all. 1999; Kumar dan Gupta 2003; Rao et all. 2005, 2007 dalam Sutardi (2016) mengungkapkan bahwa pegagan dapat mencegah kerusakan sel-sel saraf akibat stres oksidatif juga Hussin, et.all., (2007) dalam Sutardi (2016) menyatakan pegagan sebagai proteksi terhadap stres antioksidan.  Asiatikosida bekerja dalam detoksifikasi hati dan merupakan marka dalam penentuan standar baku pegagan. Madekosida berperan penting dalam memperbaiki kerusakan sel dengan mensintesis kolagen (Selfitri dan Anggrahaeni 2008 dalam Sutardi, 2016). Bioaktif lainnya dalam pegagan adalah flavonoid, menurut Sutardi (2016) flavonoid dalam tumbuhan mempunyai fungsi sebagai pigmen warna, fungsi patologi, aktivasi farmakologi, dan flavonoid dalam makanan.  Dijelaskan pula dalam Sutardi (2016) bahwa fungsi saponin yang telah banyak diketahui adalah sebagai bakterisida, fungisida, amubasida, dan pemberantas serangga, bahan anastesi atau obat penenang dan sebagai pereda kegelisahan (antianxiety), sementara senyawa madekasosida dapat memacu produksi kolagen. Fungsi kolagen sangat besar dalam regenerasi sel kulit, termasuk sel telur (ovum) pada wanita dan sel sperma pada pria

Uji fitokimia yang dilakukan oleh Musyarofah (2006) dalam Sutardi (2016) menghasilkan bahwa tanaman pegagan mengandung alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid.  Didukung pula oleh Sutardi (2008) dalam Sutardi (2016) bahwa pegagan mempunyai kandungan alkaloid, saponin, tanin, dan glikosida positif kuat sekali.  Secara umum kandungan bahan aktif fitokimia tanaman pegagan jenis, fungsi dan golongan fitokimia sebagai obat peningkatan sistem imun tubuh tercantum pada gambar berikut.

Hasil penelitian Ritonga (2017) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak pegagan pada minum ayam juga memberikan pengaruh pada persentase karkas ayam broiler.  Penelitian yang dilakukan Mathew George, Lincy Joseph dan Ramaswamy (2009) dalam Putra, YP dan E. Reni (2012) menunjukkan bahwa ekstrak antanan (Centella Asiatica) memberikan efek anti inflamasi pada tikus jantan yang diinduksi carageenan paw, efek ini hampir sama dengan ibu profen.  Hasil penelitian Putra, YP dan E. Reni (2012) menunjukkan bahwa Ekstrak Antanan memberikan pengaruh antiinflamasi lebih rendah dari ibu profen. Lisiswanti dan Friskasari (2017) menyebutkan bahwa administrasi ekstrak pegagan dapat dijadikan obat maupun pencegahan penyakit alzheimer. Hal ini dijelaskan bahwa ekstrak pegagan mampu mencegah pembentukan agregat beta-amyloid intraseluler pada penyakit alzheimer.

MANFAAT PEGAGAN DALAM PETERNAKAN

            Kandungan bioaktif dalam tanaman pegagan bermanfaat banyak untuk kehidupan manusia termasuk pemanfaatannya untuk peternakan.  Peternakan berperan sebagai penyedia pangan hewani, hal ini tentu berkorelasi dengan kualitas hidup manusia. Pangan yang baik, tentu diperoleh dari sumber yang berkualitas pula, begitu juga dengan pakan ternak. Banyaknya manfaat pegagan juga hendaknya dapat diimplementasikan pada peternakan sebagai penyedia protein hewani berkualitas. Selain pada manusia, ternyata manfaat pegagan juga diungkapkan Rismana, et. all. (2013) dapat mengobati luka bakar pada kelinci seiring dengan penambahan konsentrasi pegagan dalam sediaan obat, semakin banyak kandungan pegagan semakin cepat proses regenerasi jaringan kulit yang terkena luka bakar. Kelinci sebagai penyedia daging, juga fur akan memiliki nilai tambah jika kulit yang dihasilkan bebas dari cacat atau kekurangan sehingga akan menambah nilai produksi.

            Selain kelinci, ayam broiler adalah sumber protein hewani yang paling banyak diminati di Indonesia.  Produknya yang mudah ditemui di pasaran serta harga yang terjangkau membuat daging ayam broiler masih menjadi favorit bahan olahan ibu-ibu rumah tangga. Pemanfaatan pegagan sebagai bahan obat tradisional diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ayam broiler.  Hasil penelitian Amir, et.all (2019) menunjukkan bahwa pencampuran tepung daun pegagan dalam ransum sebagai feed additive tidak memberikan pengaruh pada konsumsi ransum, bobot hati dan jantung broiler. Begitu pula pada pertambahan bobot badan harian, konsumsi pakan, konsumsi air minum tidak memberikan pengaruh nyata, tetapi pemberian ekstrak pegagan pada air minum ayan broiler berpengaruh pada konversi ransum ayam broiler. Konversi ransum adalah perbandingan antara ransum yang dikonsumsi dengan PBB ayam broiler (Siregar, et. all., 2017)

 

Download PDF 

 

Referensi :

Amir, Y.S., M. Dewi, P. S. Noor, T. Malvin, dan E. Putra. 2019. Pemanfaatan Tepung Daun Pegagan (Centella asiatica) sebagai Feed Additive dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum dan Berat Organ Fisiologis Broiler. Lumbung Vol 18 (2) : 105-111

 

Dahono. Manfaat Pegagan. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Kepulauan Riau. www.kepri.litbang.deptan.go.id

 

Lisisnawanti, R, dab S.R. Fiskasari. 2017. Manfaat Pegagan (Centella asiatica) terhadap Pengobatan Penyakit Alzheimer. Majority. Vol 6 (2) : 132-136

 

Ritonga, K. Yamin. 2017. Pemberian Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) Terhadap Karkas Ayam Broiler Fase Finisher. Jurnal Peternakan Vol 01 (01) : 27-33

 

Putra, YP., dan E. Reni Y. 2012. Pengaruh Ekstrak Antanan (Centella Asiatica) Dibandingkan Dengan Ibuprofen Terhadap Kadar HCL Gaster Tikus. Jurnal IDJ 1 : (1) UMY.

 

Santa, IG.P. dan P.E.W. Bambang. 1992. Studi taksonomi Centella asiatica (L.) Urban. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(2): 46-48.

 

Siregar, R.A.S., A. Nurmi, M. Hasibuan. 2017. Pemberian Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) Terhadap Performans Ayam Broiler. Jurnal Peternakan Vol 1 (2) : 23-27

 

Sutardi. 2016. Kandungan Bahan Aktif Tanaman Pegagan dan Khasiatnya untuk Meningkatkan Sistem Imun Tubuh.  Jurnal Litbang Pertanian Vol 25 (3) : 121-130.

 

 

#Centella #asiatica #antanan #pegagan #hijauan #fitofarmaka

 

 

Komentar