TERBUKANYA TABIR DIRI (Part 1)

Lanjutan.... Mata Sebagai Jendela

      Oke, sebagai seorang perempuan, dan mengamati banyaknya hal buruk terjadi pada perempuan. Perempuan yang secara langsung maupun tidak langsung berperan sebagai korban. Miris memang, hanya bisa mengelus dada dan geleng kepala. sok peduli bgt yaa.. meskipun sering evaluasi bahkan menyalahkan perempuan. parah ngga authornya?. itu hanya dari satu sisi ya manteman..sisi lainnya, banyak hal. 
kongkretnya gimana?
Banyak cerita yang aku dapatkan dari berbagai sumber. Mulai dari cerita orang lain tentang dirinya, cerita tentang kasus yang ditangani, dan cerita dari buku yang ditulis penulis keren dalam negeri.  Banyak perempuan menjadi korban dari pilihan dan keputusannya sendiri. 
.
Sorang perempuan menangis tersedu, saat menceritakan kondisinya yang ditinggalkan nikah secara tiba-tiba oleh seorang teman laki-lakinya, dan ternyata bukan sebatas teman biasa. Komunikasi intensif, bahkan sang laki-laki sudah menjanjikan akan berkunjung ke rumah sang perempuan. akhirnya dia harus menyesali dengan tangis di akhir kisah kasihnya, karena terlalu percaya dengan kata-kata manis teman laki-lakinya itu.
.
Ada lagi, seorang perempuan yang rela melakukan apapun demi (let's say) pacarnya (katanya), mengerjakan tugas sekolah sang pacar lah, menuliskan catatan sekolah, memberikan sebagian tabungannya demi membelikan pulsa, hadiah jutaan rupiah bahkan, dia lakukan demi kebahagiaan sang pacar katanya. 
atau yang lebih ekstrim lagi, seorang perempuan kedapati akan melakukan atraksi bunuh diri dari atas jembatan setinggi 20 meter, dan dalam kondisi hamil muda. Kasus lain lagi, seorang perempuan pegawai swasta kedapati meninggal di kamar kosnya, usut punya usut, tenyata sang perempuan dibunuh oleh pacarnya sendiri.  atau kasus lain, yang diceritakan oleh salah satu kerabat, sorang perempuan yang sehari-harinya  berpenampilan sangat agamis, menutup aurat, khimar yang panjang. suatu hari kedapati sedang berdua dengan seorang laki-laki yang diketahui bukan mahramnya, serta sedang menggunakan pakaian tidak senonoh, di depan seorang yang bukan mahram pula.
.
Kasus lain, seorang perempuan berusia 20 tahun memiliki seorang anak, dan tekpaksa harus menjadi single parent karena ditinggal cerai suaminya. Seorang perempuan lagi, yang baru saja menikah 6 bulan lamanya, sudah melahirkan seorang bayi laki-laki. Sepertinya kasus seperti ini, tidak hanya satu bahkan sudah tidak bisa dihitung jari tangan.   
.
Kesemuanya adalah perempuan sebagai korban.
Ayo lah ladies,berapa banyak lagi kasus yang menyudutkan perempuan sebagai korban?
.
Terkadang beberapa hal terjadi pada perempuan karena ulah perempuan itu sendiri. Banyak yang menyeret orang lain sbg pelaku, tetapi jika ditilik lebih lanjut adalah karena pilihan keputusan perempuan itu sendiri. 
Misalnya saja, seorang perempuan tidak akan menangis tersedu menangisi dirinya yang ditinggalkan sang teman dekat jika si perempuan tidak menaruh harapan besar kepada sang laki-laki. Which mean, sang perempuan telah memilih untuk percaya pada kata-kata manis laki-laki yang belum pasti menjadi suaminya.  Hingga akhirnya dia menjadi korban dari perasaannya sendiri.
.
kasus bunuh diri yang hampir dilakukan oleh seorang mahasiswi yang sedang hamil muda. Jika dilihat dari kronologi kasusnya, kita bisa menarik kesimpulan bahwa kesalahan pertama ada pada diri perempuan, meskipun tidak dipungkiri  laki-laki sangat pasti untuk disalahkan.  
kenapa?? ayoo kita analisa...
 
_______________________
gimana menurutmu? comment in below

Komentar