Aku baru menyadari bahwa ada beberapa
pertemuan yang meninggalkan jejak dalam ingatan. Ada beberapa perbincangan yang
tak dapat dilupakan. Kita takkan pernah tahu pertemuan yang mana atau
perbincangan yang mana hingga dapat membekas meninggalkan jejak dalam hati dan
menghangatkan tubuh kita. Namun, begitu aku tersadar bahwa tuanlah yang telah
mengusik setiap kesendirianku, aku mulai takut untuk bertemu denganmu aku mulai
menghindari dan memangkas pertemuan-pertemuan kita walaupun jauh didalam hatiku
sangat mendambakan pertemuan itu, aku mulai enggan bila sendirian . Aku semakin
takut ketika mulai tumbuh beberapa
harapan yang tak pasti didalam hati selepas pertemuan maupun perbincangan kita
bahkan selepas aku mendengar kabar tentangmu. Aku semakin takut lagi karena aku
pikir setelah memangkas pertemuan dan perbincangan kita rasa itu akan memudar, ternyata
hal itu tidak berpengaruh nyata terhadap perasaanku, masih ada rasa cemas saat
aku tak tahu kabarmu, masih ada rasa senang saat kita bertemu, masih ada rasa
harap. Namun yang menjadi puncak rasa takutku adalah sang pencipta, ya Dia sang
khaliq, aku takut bila Dia tidak meridhai pertemuan-pertemuan dan
perbincangan-perbincangan kita. Aku takut keberkahaan dalam setiap hal yang
kita lakukan bersama akan hilang. Aku takut ini hanya menjadi malapetaka bukan
hanya bagiku tapi bagimu juga tuan. Aku tak ingin bila di hari kemudian aku
akan menuntutmu karena kebaikanmu, karena beberapa perangaimu yang sangat
mempesona, karena semua itu aku mulai berharap kepada anak manusia, aku tidak
ingin semua itu terjadi tuan. Akhirnya aku putuskan untuk menghampirimu
melepaskan seluruh rahasia ini. Berharap hatiku akan jauh lebih lapang ketika
kau mngetahuainya. Kini kau sudah mengetahui rahasia hatiku, aku tak
mengharapkan balas, aku hanya berharap selepas kau mengetahuinya, kau dan aku
dapat saling menjaga masing-masing hati kita terlebih saat takdir menuntut kita
untuk bertemu. Ini yang pertama bagiku tuan aku harap kau dapat sedikit
mengerti.
Komentar
Posting Komentar