Bumi dan Peternakan

Ada Apa dengan Bumi...??

                Ada kah yang aneh dengan kondisi tempat singgah kita sekarang? Pergantian musim yang tak tentu, suhu lingkungan yang semakin ektrim.  Menurut National geographic bahwa pada tahun 2016, panas di bumi mencapai rata-rata suhu global yang mencapai batas 1,5 derajat celcius yang telah disetujui dalam kesepakatan iklim di Paris.  Suhu yang direkonstruksi oleh NASA, bekerja sama dengan lembaga National Oceanic and Atmospheric Administration, menemukan bahwa suhu global meningkat 4-7 derajat celsius dalam periode 5.000 tahun setelah jaman es.  Suhu akan meningkat terus 10 kali lebih cepat dari tingkat suhu panas sebelumnya. Peningkatan fase suhu panas berarti dunia akan menghadapi tingkat setidaknya 20 kali lebih cepat dari rata-rata sejarah kenaikan suhu yang terjadi dalam 100 tahun, menurut NASA. Perbandingan tersebut diambil dari bukti yang melekat pada lapisan es, sedimen laut, dan batuan kuno.   Sulit membandingkan dari tahun ke tahun sebelum abad ke-19, namun rekonstrusi NASA mampu menunjukkan bahwa laju kenaikan suhu selama beberapa dekade terakhir melampaui dari apa yang pernah terjadi dalam 500 tahun.
Kabar terbaru pada akhir tahun 2016 lalu terjadi suatu retakan yang mengkhawatirkan , tampak di lapisan es Antartika atau Kutub Selatan, dengan ukuran hampir selebar lapangan sepak bola terkuak melalui foto udara. Menurut MIDAS Project, pelepasan perlahan lapisan es seluas 6451 kilometer persegi seperti laporan misi IceBridge akan membuang 9 hingga 12 persen luas permukaan Larsen C dan bisa mengarah kepada runtuhnya seluruh lapisan es.
Beberapa hal di atas masih menjadi masalah besar yang dialami bumi.  Sebagian besar hal tersebut diakibatkan ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab? Termasukkah kita kepada golongan manusia yang tidak bertanggug jawab?
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" (QS Ar-Ruum: 41).
Aktivitas manusia mempengaruhi keadaan bumi saat ini. Terjadinya eksploitasi alam  yang berlebihan, penebangan hutan, semakin berkembangnya industrialisasi, bahkan terjadinya penumpukkan sampah menjadi masalah besar bagi kondisi bumi saat ini.  Selain itu, terjadinya peningkatan jumlah penduduk.  Penduduk bumi saat ini sudah mencapai 7 milyar orang, menurut data PBB. Tahun 2050 atau 37 tahun nanti akan ada tambahan penduduk 2,4 milyar orang lagi. Seperti perkiraan sebelumnya, penduduk negara India dan benua Afrika akan menyumbang pertambahan penduduk dunia. Setiap detik rata rata 4,9 bayi lahir di dunia, setiap hari hanya separuh orang meninggal dibanding yang lahir atau sekitar 2 orang meninggal setiap detik. 140 juta kelahiran setahun, dibanding 57 juta orang meninggal setiap tahun. Artinya manusia di bumi bertambah 83 juta orang pertahun.  Jumlah penduduk di dunia hanya berkurang ketika perang dunia 1 dan perang dunia ke 2.  Pertumbuhan penduduk China kabarnya sudah melambat. Tapi di India akan melompat mencapai 1,6 milyar penduduk. Data dari PBB memperkirakan jumlah penduduk bumi akan menembus 10,9 milyar orang di tahun 2100 nanti. 
Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan juga misalnya pertumbuhan penduduk dunia yang amat pesat.  Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan produksi pangan.  Belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan.   Coba kita perhatikan contoh dari kebutuhan lahan urban dan lahan pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan. Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah. Disisi lain di beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena resapan air ke tanah berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika kondisi ini beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir. Banjir akan membawa berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban jiwa dan harta. Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya berbagai penyakit, seperti malaria, demam berdarah, muntaber dll. .
Secara keseluruhan, sekitar 8,8 juta ton plastik ditemukan di laut-laut seluruh dunia. Jumlah ini dinilai jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya dan dianggap setara dengan banyaknya tuna yang dipancing per tahun. "Jumlah itu setara dengan 5 kantong belanja penuh dengan sampah plastik yang menutupi setiap 30 cm garis pantai di seluruh dunia," ujar Kepala Penelitian Jenna Jambeck, seorang profesor teknik lingkungan di University of Georgia, berdasarkan studi baru yang melacak sampah di laut berdasarkan sumbernya, seperti dimuat Voa News.
Dari segi peternakan, yang dianggap sebagai penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca, hal ini diperkuat oleh Luke jones dalam herohealthroom.com  bahwa 51 % emisi gas rumah kaca disumbang oleh dunia peternakan sapi. Sedangkan dari kendaraan hanya sebesar 13%.  Selain itu, dunia peternakan di Amerika serikat dilaporkan menggunakan 1/3 bagian dari total air bersih yang berasal dari bumi, dimana 55% digunakan untuk peternakan hanya5% yang total air bersih yang digunakan oleh rumah dan perumahan. Masih dari dunia peternakan di Amerika dilaporkan bahwa limbah yang dihasilkan dari 2500 ekor ternak sama dengan yang dihasilkan 411000 orang di satu kota. Bisa dibayangkan betapa jauhnya perbandingan antara limbah yang dihasilkan manusia dan ternak bahkan 7 juta pound dari ternak di produksi untuk makanan setiap menit nya. Peternakan juga mengambil alih lahan kosong di bumi sebanyak 1/3 bagian bahkan sampai 45% lahan yang tersedia di bumi digunakan untuk peternakan
Memerhatikan beberapa keadaan di atas sangat wajar jika saat ini bumi meradang. Belum lagi ditambah dengan pengaruh dunia peternakan yang dianggap sebagai penyumbang terbesar dalam emisi gas rumah kaca. Hal ini harus menjadi perhatian bagi kita semua sebagai khalifah di Bumi terutama sebagai insan akademisi peternakan. Mari bersama-sama mulai melindungi bumi kita, mencari cara mengatasi kerusakan bumi dan mencegahnya dengan melakukan beberapa hal kecil yang bisa kita lukukan, bukan hanya menjadi suatu teori juga tetapi menerapkan teori menjadi aksi. Mari menjadi insan akdemisi yang bijak dalam mengelola lingkungan.

We do not inherit the earth from our ancestors, we borrow it from our children.
– Native American Proverb










Komentar